4/21/2013

ABORTUS


 ABORTUS
2.1 Definisi Abortus
Beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai abortus yaitu sebagai berikut:
2.1.1 Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
2.1.2 Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and Moore, 2001).

2.2 Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala          

Jenis Abortus
Macam Abortus
Definisi
Tanda dan Gejala
Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus.

Abortus imminens.





Abortus incipiens.



 Abortus incompletus.





Abortus completus.





Missed abortion.





Abortus habitualis.




Abortus febrilis.



(keguguran mengancam). Abortus ini baru mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan.



(keguguran berlangsung). Abortus sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.

(keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebgaian (biasanya jaringan palsneta) masih etrtinggal di rahim.


(keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan lengkap.




(keguguran tertunda). Missed abortion ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.

(keguguran berulang – ulang). Ialah abortus yang telah berulang dan berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3 kali berturut – turut.

Abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi.
-   Perdarahan per vaginam sebelum minggu ke 20.
-   Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai perdarahan.
-   Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
-   Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
-   Serviks tertutup.

-   Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan darah.
-   Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
-   Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.

-   Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.
-   Nyeri perut bawah mirip kejang.
-   Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap sebagai corpus allienum.
-   Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).

-   Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar.
-   Serviks menutup.
-   Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
-   Gejala kehamilan tidak ada.
-   Uji kehamilan negatif.

-   Rahim tidak emmbesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan macerasi janin.
-   Buah dada mengecil kembali.
-   Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.







-   Demam kadang – kadang menggigil.
-   Lochea berbau busuk.
Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua abortus.

Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics.





Abortus provocatus criminalis.
Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.

Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.


2.3 Etiologi Abortus
2.3.1 Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).

2.3.2 Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
1) Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus.
2) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok.
3) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
4) Gizi ibu yang kurang baik.
5) Kelainan alat kandungan:
- Hypoplasia uteri.
- Tumor uterus
- Cerviks yang pendek
- Retroflexio uteri incarcerata
- Kelainan endometrium
6) Faktor psikologis ibu.

2.3.3 Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.

2.3.4 Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus.

 2.4 Patofisiologi Abortus
 
Rangsangan pada uterus           Lepasnya buah kehamilan           Terganggunya psikologis ibu
                                                          dari implantasinya
         Kontraksi uterus                                                                             Kecemasan
                                             Terputusnya pembuluh darah ibu            Defisit knowledge
                    Prostaglandin    
                                            Perdarahan dan nekrose desidua

        Dilatasi serviks                   Resiko defisit volume cairan
                                                                          Kelemahan
                           Nyeri                               Resiko gawat janin
                                                                 Resiko terjadi infeksi



2.5 Penatalaksanaan Abortus
2.5.1 Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:
1) Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
2) Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
3) Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot rahim (misal gestanon).
4) Dilarang coitus sampai 2 minggu.



2.5.2 Abortus incipiens
Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:
1) Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak 6 kali.
2) Mengurangi nyeri dengan sedativa.
3) Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.

2.5.3 Abortus incompletus
1) Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.

2.5.4 Abortus febrilis
1) pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak sekali.
2) Diberi atobiotika.
3) Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.

2.5.5 Missed abortion
1) Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian janin dipastikan, segera beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.
2) Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.

2.6 Penyulit Abortus
1) perdarahan hebat.
2) Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
3) Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
4) Shock bakteri karen atoxin.
5) Perforasi saat curetage







DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA.
Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia.
Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar